Energi terbaharui
angin pertanian pertama di dunia dengan 7,5 MW turbin angin Estinnes Belgia, lihat rotor 2-bagian yang unik
Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang penggunaan energi terbarukan di masyarakat
modern lihat pengembangan energi terbarukan. Untuk
diskusi umum, lihat pengembangan energi masa depan.Energi terbarukan energi yang berasala dari
"proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga surya, tenaga
angin, arus air proses
biologi, dan panas bumi.
Definisi
"terbarukan"
Konsep energi
terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi
pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil.
Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan
kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka
bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya.
Energi berkelanjutan
Dari definisinya,
semua energi terbarukan sudah pasti juga merupakan energi berkelanjutan,
karena senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang
sehingga tidak perlu khawatir atau antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para
pengusung energi non-nuklir tidak memasukkan tenaga
nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan karena
persediaan uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun. Tetapi,
para penggiat nuklir berargumentasi bahwa nuklir termasuk energi berkelanjutan
jika digunakan sebagai bahan bakar di [reaktor pembiak cepat (FBR: Fast Breeder
Reactor)] karena cadangan bahan bakar nuklir bisa "beranak" ratusan
hingga ribuan kali lipat. Loh, kok bisa?
Alasannya begini,
cadangan nuklir yang dibicarakan para pakar energi dalam ordo puluhan atau
ratusan tahun itu secara implisit dihitung dengan asumsi reaktor yang digunakan
adalah reaktor biasa (umumnya tipe BWR atau PWR), yang notabene hanya bisa
membakar U-235. Di satu sisi kandungan U-235 di alam tak lebih dari 0,72% saja,
sisanya kurang lebih 99,28% merupakan U-238. Uranium jenis U-238 ini dalam
kondisi pembakaran "biasa" (digunakan sebagai bahan bakar di reaktor
biasa) tidak dapat menghasilkan energi nuklir, tetapi jika dicampur dengan
U-235 dan dimasukan bersama-sama ke dalam reaktor pembiak, bersamaan dengan konsumsi/
pembakaran U-235, U-238 mengalami reaksi penangkapan 1 neutron dan berubah
wujud menjadi U-239. Dalam hitungan menit U-239 meluruh sambil mengeluarkan
partikel beta dan kembali berubah wujud menjadi Np-239. Np-239 juga kembali
meluruh sambil memancarkan partikel beta menjadi Pu-239. Nah, Pu-239 inilah
yang meski tidak tersedia di alam tetapi terbentuk sebagai hasil sampingan
pembakaran U-235, memiliki kemampuan membelah diri dan menghasilkan energi
sebagaimana U-235. Bisa dibayangkan jika semua U-238 yang jumlahnya ribuan kali
lebih banyak daripada U-235, jika semuanya berhasil diubah menjadi Pu-239
berapa terjadi peningkatan jumlah bahan bakar nuklir. Hal yang serupa juga
terjadi untuk atom [thorium -233] yang dengan reaksi penangkapan 1 neutron berubah
wujud menjadi U-233 yang memiliki kemampuan reaksi berantai (reaksi nuklir).
Itulah sebabnya kenapa negara-negara maju tertentu enggan meninggalkan nuklir
meski resiko radioaktif yang diterimanya tidak ringan. Itulah pula alasan
kenapa reaktor pembiak cepat seperti yang dimiliki oleh Korut mendapat
pengawasan ketat dari IAEA karena mampu memproduksi bahan bakar baru Pu-239
yang rentan disalahgunakan untuk senjata pembunuh massal. Di sisi lain para
penentang nuklir cenderung menggunakan istilah "energi berkelanjutan"
sebagai sinonim dari "energi terbarukan" untuk mengeluarkan energi
nuklir dari pembahasan kelompok energi tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar